DetakNasional – Di Kampung Cidahon, Desa Samudra Jaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, pasir tampaknya bukan lagi untuk membangun rumah warga, tapi untuk membangun pundi-pundi oknum.
Menurut warga, galian pasir yang semula digagas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar kini justru berubah haluan menjadi ladang bisnis yang tak resmi alias ilegal. Pasir-pasir dari perut bumi Cidahon itu diangkut dengan mobil kecil, dibawa ke pinggir jalan, lalu dinaikkan ke truk besar (damtruk) untuk dijual jauh keluar daerah, tepatnya ke Cianjur hingga Pameungpeuk, Garut bagian selatan.
“Awalnya buat masyarakat sini, biar bisa bangun rumah. Eh, sekarang malah dijual-jual ke luar, truk besar tiap hari lewat,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (12/10).
Fenomena ini tak hanya menimbulkan geram, tapi juga kekhawatiran. Warga menuding aktivitas itu sudah merusak lingkungan sekitar. Tanah berlubang di mana-mana, dan kontur lahan yang miring ke arah laut dikhawatirkan mempercepat abrasi. “Yang paling bahaya itu abrasi lautnya, apalagi di situ dekat lahan TNI,” tambah warga lainnya.
Ironisnya, galian pasir itu terus beroperasi seolah tak tersentuh hukum. Tak ada papan izin, tak ada tanda pengawasan. Hanya debu yang beterbangan dan deru mesin backhoe yang bising namun jadi saksi bisu.
Di sisi lain, aparat setempat tampak belum bersuara. Entah tak tahu, atau pura-pura tak tahu. Sementara, pasir dari perut Cidahon terus mengalir, seperti rezeki yang mengalir tak tentu arah ke oknum yang tidak tampak di lokasi ketika awak media kami berusaha menemuinya.
Chatt WA kami dengan Opik selaku penanggungjawab proyek untuk meminta konfirmasi via chatt WA pun, hingga berita ini diturunkan tak mendapat tanggapan konfirmasi.
Barangkali, di Cidahon, hukum masih menunggu giliran untuk digali. Dan ketika alam sudah habis, baru semua akan sadar — bahwa lubang terbesar ternyata bukan di tanah, tapi di hati mereka yang menutup mata. (Ilyas)



















