Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Advertorial

DKP Gelar 9 Titik Pasar Murah di Kabupaten Bogor

124
×

DKP Gelar 9 Titik Pasar Murah di Kabupaten Bogor

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

DetakNasional – Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke-45 yang jatuh pada 16 Oktober 2025, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bogor menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak di sembilan titik wilayah Kabupaten Bogor. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mendorong seluruh daerah di Indonesia untuk melaksanakan gerakan serupa.

“Peringatan Hari Pangan Sedunia ini menjadi momentum untuk mengingatkan kita semua bahwa setiap individu membutuhkan pangan yang bergizi, terjangkau, dan aman,” ujar Kepala DKP Kabupaten Bogor, Teuku Mulya, ST., MT., saat ditemui di lokasi kegiatan GPM yang dipusatkan di Cibinong.

Example 300x600

Menurutnya, kegiatan Gerakan Pangan Murah bertujuan memberikan akses pangan yang lebih terjangkau bagi masyarakat, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan pokok. “Hari ini kita adakan di sembilan titik, dan untuk wilayah Cibinong dipusatkan di tempat pemuda agar mudah diakses masyarakat. Informasi juga kami sebarkan lewat berbagai media, seperti Instagram dan Radio Teman 95,3 FM,” katanya.

Adapun sembilan lokasi GPM selain Cibinong di antaranya berada di Kecamatan Tenjolaya dan Rancabungur. Teuku menjelaskan, gerakan ini tidak hanya berlangsung pada hari peringatan saja, tetapi akan terus digelar hingga akhir tahun anggaran 2025.

“Ini bukan kegiatan seremonial, tapi bagian dari upaya berkelanjutan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, agar bangsa kita semakin daulat pangan,” tegasnya.

Dalam GPM kali ini, sejumlah komoditas pokok seperti beras, telur ayam, dan bahan pangan lain dijual dengan harga lebih murah. Namun, untuk beras, DKP tidak menyediakan stok tambahan karena ketersediaan produksi lokal sudah mencapai sekitar 40 persen dari kebutuhan daerah. “Pasokan dari luar seperti Tangerang, Karawang, dan Jakarta juga masih cukup banyak, hanya memang ada sedikit gejolak harga akibat tingginya permintaan seiring program MBG yang sedang masif,” jelas Teuku.

Ia menambahkan, harga cabai merah menjadi salah satu komoditas yang mengalami kenaikan, namun pihaknya bersama Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) telah melakukan intervensi pasar agar harga kembali stabil.

Lebih lanjut, DKP Kabupaten Bogor juga memperkenalkan konsep “Hand in Hand”, yakni kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat sistem ketahanan pangan. Salah satu persoalan utama, kata Teuku, adalah terus berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi menjadi kawasan permukiman.

“Karena itu, kita dorong masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam kebutuhan pangan, seperti cabai, kol, labu, atau memelihara ayam petelur. Pemerintah akan memberikan dukungan berupa bibit dan infrastruktur agar tanaman bisa tumbuh dengan baik,” ungkapnya.

Program tersebut sejalan dengan gerakan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) yang mengajak masyarakat untuk mengonsumsi pangan secara sehat, variatif, dan bernilai gizi tinggi. Saat ini, DKP telah mengembangkan 40 titik uji coba urban farming di beberapa kecamatan, termasuk kerja sama dengan kelompok tani di Desa Susukan — yang juga meraih juara pertama lomba Taman B2SA tingkat kabupaten.

Selain itu, DKP juga memiliki kader pangan yang bertugas memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang cara menanam, merawat, dan memanfaatkan hasil tanaman pekarangan.

“Bahkan kami sedang memperluas akses aplikasi yang menghubungkan petani dengan pihak hotel dan restoran agar makanan berlebih bisa dimanfaatkan masyarakat. Ini bagian dari upaya besar membangun ekosistem ketahanan pangan di Kabupaten Bogor,” pungkas Teuku. (Rema)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *